Pages

Iron Maiden 0

Jrink Hetfield | 23:58 |

PAS band 0

Jrink Hetfield | 20:56 |

White Lion 1

Jrink Hetfield | 20:48 |

Nicky Astria 0

Jrink Hetfield | 20:38 |

Helloween 0

Jrink Hetfield | 20:20 |

Def Leppard 0

Jrink Hetfield | 20:15 |

God Bless 0

Jrink Hetfield | 18:24 |

Elpamas 0

Jrink Hetfield | 18:19 |

Boomerang 0

Jrink Hetfield | 17:41 |

Netral 0

Jrink Hetfield | 04:48 |

Naff 0

Jrink Hetfield | 04:43 |

Ungu 0

Jrink Hetfield | 04:28 |

Wali 0

Jrink Hetfield | 04:12 |

Maliq dEssential 0

Jrink Hetfield | 22:54 |

Maha Dewi 0

Jrink Hetfield | 22:47 |

Lyla 0

Jrink Hetfield | 22:45 |

Kerispatih 0

Jrink Hetfield | 22:38 |

Jamrud 0

Jrink Hetfield | 22:31 |

Hijau Daun 0

Jrink Hetfield | 21:38 |

Haddad Alwi 0

Jrink Hetfield | 21:32 |

Gita Gutawa 0

Jrink Hetfield | 21:28 |

Gigi 0

Jrink Hetfield | 21:25 |

Geisha 0

Jrink Hetfield | 21:21 |

Five Minutes 0

Jrink Hetfield | 21:18 |

Ebiet G Ade 0

Jrink Hetfield | 21:14 |

Dewa 0

Jrink Hetfield | 21:00 |


Pada tahun 1986, empat siswa SMPN 6 Surabaya mulai merenda mimpi – mimpi indah menjadi musisi terkenal. Dengan kemampuan pas – pasan mereka mengibarkan bendera DEWA. Nama ini bukan sekedar gagah – gagahan, melainkan akronim dari nama mereka berempat : Dhani Manaf [Keyboard, Vokal], Erwin Prasetya [Bass], Wawan Juniarso [Drum], dan Andra Junaidi [Gitar]. Waktu itu kegilaan mereka pada musik sudah terlihat. Tidak jarang masing – masing terpaksa bolos sekolah, sekedar untuk bisa ngumpul dan genjrang – genjreng memainkan alat musik. Rumah Wawan di jalan Darmawangsa Dalam Selatan No. 7, yang terletak di salah satu sudut komplek Universitas Airlangga, menjadi markas mereka karena disana terdapat seperangkat alat musik walaupun seadanya namun Dewa bisa berlatih sepuasnya.

Yang membedakan Dewa dengan grup Surabaya lainnya ketika itu adalah warna musik yang mereka mainkan. Kalau grup lain gemar membawakan aliran heavy metal milik Judas Priest atau Iron Maiden, Dewa muncul dengan lagu – lagu milik Toto yang lebih ngepop. Hanya semuanya berubah ketika Erwin yang doyan jazz mulai memperkenalkan musik fudion dari Casiopea. Andra dan Dhani yang semula manteng di jalur rock, akhirnya ikutan juga. Format musik Dewa pun perlahan – lahan bergeser, bahkan mereka bukan
cuma memainkan lagu – lagu Casiopea, tapi juga karya dari musisi jazz beken lainnya seperti Chick Corea atau Uzeb. Dhani, Erwin, dan Andra lantas berangan – angan ingin seperti Krakatau atau Karimata, dua kelompok jazz yang lagi kondang saat itu. Ini membuat Wawan murung, penggemar berat musik rock ini merasa warna Dewa sudah keluar jalur. Akhirnya Wawan memutuskan keluar pada tahun 1988 dan bergabung dengan Outsider yang antara lain beranggotakan Ari Lasso. Setahun kemudian menyeberang ke Pythagoras. Posisi Wawan di Dewa lantas digantikan kakak kelasnya, Salman. Nama Dewa pun berubah menjadi Down Beat, diambil dari nama sebuah majalah jazz terbitan Amerika.

Untuk kawasan Jawa Timur dan sekitarnya, nama Down Beat cukup dikenal terutama setelah berhasil merajai panggung festival. Sebut saja Festival Jazz Remaja se-Jawa Timur, juara I Festival band SLTA ‘90 atau juara II Jarum Super Fiesta Musik. Sementara itu Pythagoras pun berhasil jadi finalis Festival Rock Indonesia yang digelar promotor Log Zhelebor. Tapi bagi keempat cowok yang secara psikologis masih dalam pencarian jati diri itu, jazz ternyata juga hanya sebuah persinggahan. Begitu nama Slank berkibar impian mereka pun berubah. Wawan Juniarso segera dipanggil kembali untuk menghidupkan Dewa dan Ari Lasso ikut bergabung. Nama Dewa kembali tegak, bedanya kali ini pakai embel – embel 19 semata karena rata – rata usia pemainnya 19 tahun. Seperti halnya Slank, Dewa 19 pun mencampuradukkan beragam musik jadi satu : pop, rock, bahkan jazz, sehingga melahirkan alternatif baru bagi khasanah musik Indonesia saat itu. Teman sekelas Wawan, Harun rupanya tertarik oleh konsep tersebut dan segera mengucurkan dana Rp. 10 juta untuk memodali teman – temannya rekaman. Tapi karena di Surabaya tidak ada studio yang memenuhi syarat, mereka terpaksa ke Jakarta padahal jumlah dana tadi jelas pas – pasan. Walhasil mereka harus ngirit habis – habisan, segala hal dikerjakan sendiri termasuk mengangkat barang dan sebagainya. Tapi disini musikalitas mereka teruji.

Album perdana, 19 rampung cuma 25 shift saja. Termasuk luar biasa buat ukuran musisi daerah yang baru saja menginjak rimba ibukota. Dengan master di tangan, Dhani gentayangan dari satu perusahaan rekaman satu ke perusahaan rekaman lain pakai bus kota, sementara Erwin, Wawan, Andra dan Ari menunggu hasilnya di Surabaya. Sempat ditolak sana – sini, master itu akhirnya dilirik oleh Jan Djuhana dari Team Records, yang pernah sukses melejitkan Kla Project.Di luar dugaan, angka penjualan album 19 meledak di

pasaran, setelah melewati angka 300.000 kopi, pihak BASF mengganjar mereka dengan dua penghargaan sekaligus. Masing – masing untuk kategori Pendatang Baru Terbaik dan Album Terlaris 1993. Dalam pembuatan album Format Masa Depan diwarnai oleh hengkangnya Wawan Juniarso karena tidak adanya kecocokan diantaranya.

Setelah itu dalam pembuatan album berikutnya Dewa menggunakan additional music untuk drummernya yang antara lain : Ronald dan Rere. Setelah album Terbaik – Terbaik selesai, masuklah Wong Aksan menempati posisi drummer. Namun setelah menyelesaikan pembuatan album Pandawa Lima, pada tanggal 04 Juni 1998 Wong Aksan dikeluarkan dari Dewa 19, sebab pukulan dram Aksan dinilai mengarah ke musik jazz dan sebagai gantinya masuklah Bimo Sulaksono (mantan anggota Netral) karena dirasakan bahwa Dewa 19 akan konsentrasi dijalur musik rock, dan membutuhkan seorang drummer dengan tipikal permainan musik rock. Bimo pun akhirnya hengkang dari grup ini dan bergabung dengan Bebi untuk membentuk grup Romeo.

Ditengah masalah pergantian personil ditubuh Dewa, masih ada masalah lain yang lebih berat yaitu dua orang personil Dewa Ari & Erwin mengalami ketergantungan Narkoba. Hal ini menyebabkan Dewa vakum dalam dunia musik Indonesia. Ari Lasso yang sangat sulit dihubungi sempat menyebabkan Album bintang 5 tertunda. Erwin memutuskan untuk masuk rehabilitasi dan pesantren untuk menghilangkan kebiasaan buruknya itu. Akhirnya setelah melewati waktu yang cukup lama Erwin berhasil sembuh

total dan mulai mempersiapkan diri untuk menyelesaikan Album ke 5, meskipun Erwin hanya sebagai Additional player. Tapi masalah tidak berakhir sampai disitu, karena Ari Lasso semakin sulit dihubungi, akhirnya Dewa memutuskan untuk mencari pengganti Vokalis yang ikut membesarkan nama Dewa itu. Akhirnya Dhani bertemu dengan Elfonda”Once”Mekel dan mengajak untuk bergabung. Karena posisi drummer masih kosong, Dewa juga memutuskan untuk mencari pengganti Bimo. Kebetulan Once mempunyai teman seorang Drummer yaitu Tyo Nugros yang akhirnya resmi menjadi Drummer Dewa.

Setelah cukup lama menyiapkan materi untuk album ke lima yang bertajuk “Bintang Lima” pada tahun 2000 album ini berhasil di release. Ternyata dengan pergantian 2 orang personil di tubuh Dewa tersebut membawa angin segar, dengan meledaknya Album Dewa yang kelima tersebut. Erwin kembali resmi menjadi bassit Dewa. Dan diharapkan ini adalah formasi terakhir Dewa. Berhasilnya Album kelima memacu Dewa untuk segera membuat album selanjutnya, yaitu Album enam yang diberi judul “Cintailah
Cinta”.

Album ini dipersiapkan secara matang dan terkonsep, sehingga dalam kurun waktu yang cukup singkat akhirnya album ini bisa di release awal tahun 2002. Ditengah-tengah release album keenam ini banyak masalah yang muncul. Diawali dengan kasus judul lagu “Arjuna Mencari Cinta” yang dipermasalahkan dan akhirnya Dewa memutuskan untuk mengganti judul tersebut menjadi “Arjuna”. Belum selesai masalah judul lagu Dewa kembali harus kehilangan seorang personilnya. Erwin mundur dari Dewa kabarnya dipicu beberapa hal yang konon tidak bisa ditolerir lagi , yang berhubungan dengan masalah Manajemen. Dewa memutuskan untuk mencari pengganti Erwin dan muncul satu nama yaitu Yuke bassist band The Groove. Yuke diajak bergabung sebagai additional player. Dengan diterpa berbagai masalah yang silih berganti tersebut tidak menyurutkan semangat Dewa untuk tetap eksis. Bahkan semakin membesarkan namanya sebagai Band yang paling berkibar di blantika musik Indonesia.

Download:


Dewa_19_-_Angin_New_Version.mp3
Dewa_19_-_Kangen_New_Version.mp3
Dewa_19_-_Kirana.mp3
Dewa_19_-_Roman_Picisan_New_Version.mp3
Dewa_19_-_Separuh_Nafas_New_Version.mp3
Dewa - Perempuan Paling Cantik Di Negeriku Indonesia.mp3
Dewa - Pupus.mp3
Dewa 19 - Bukan Cinta Manusia Biasa.mp3
Dewa Ft The Law - Dua Sejoli.mp3
Dewa 19 - Aku Disini Untukmu.mp3
Dewa 19 - Cintaku Tertinggal Di Malaysia.mp3
Dewa 19 - Separuh Nafas - New Version .mp3

Debu 0

Jrink Hetfield | 20:47 |


“Lagu-lagu kami bertema pesan kehidupan. Cara bagaimana kita menghadapi kehidupan, jadi bagaimana hidup dengan memenuhi potensi kita sebagai khalifah Allah di bumi. Itu saja!” ucap Mustafa, vokal utama, komposer dan arranger DEBU sekelompok pemusik asal New Mexico, Amerika Serikat.

Perjalanan kelompok musik Debu tidak bisa lepas dari ilham yang didapat Syekh Fattaah ketika masih berada di Amerika. Kelompok ini memang sudah lama berniat hijrah karena mendambakan lingkungan yang lebih islami. Namun selama dua tahun mereka masih dibingungkan dengan negara mana yang paling tepat untuk ditinggali. Sebagian dari mereka sempat mencoba menetap di Republik Dominika, namun mereka masih belum bisa merasakan ketentraman yang mereka dambakan.

Hingga suatu malam, Syekh Fattaah tiba-tiba mendapatkan ilham untuk pergi ke Indonesia. Padahal saat itu mereka tak ada yang mengenal negara ini. Namun tanpa ragu mereka membulatkan tekad untuk hijrah dan sampailah mereka di Indonesia –tepatnya Jakarta– pada Maret 1999. Baru tiga bulan di Jakarta mereka diundang Universitas Muslim Indonesia [UMI] Ujung Pandang untuk mengajar para mahasiswa di sana selama kurang lebih satu tahun sebelum akhirnya kembali ke Jakarta.

Di mana pun Debu berada, mereka tak bisa dilepaskan dari musik. Karena bermusik memang menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kelompok ini sejak di Amerika. Bahkan sejak mereka masih kanak-kanak. “Bermusik akan membuat seorang lebih peka terhadap kehidupan,” ucap Mustafa yang juga jadi juru bicara kelompok ini. Meski tadinya mereka hanyatampil secara internal di dalam keluarga atau menjadikan musik sebagai sarana untuk menyentuh para mahasiswa di UMI akan keindahan Islam, ternyata kian banyak orang yang menyukai lagu-lagu mereka. Perlahan keberadaan mereka kian dikenal di negeri ini.

Biodata Debu

Anggota:
Ada sekira 12 personil di Debu, namun anggota dapat berganti, bertambah dan berkurang secara fleksibel, antara lain:

Mustafa Ibn Daood: Vokal utama, violin, oud, composer, arranger
Layla Wafiyah: Harpa, kanoon, tambourine, vocalist
Fatimah Husniah: Violin, baglama
Daood Abdullah: Drum
Ali Mujahid Abdullah: Bass, backing vocal
Naimah Mahmoud: Mandolin, perkusi, oud
Najmah Hakimah: Santoor, violin, composer
Naseem Nahid DeVoe: Perkusi, peman riq
Muhammad Saleem: Flutes, perkusi
Syakura Yasirah: Violin, saz
Abdul Wahab: Perkusi
Dhimas Ramadhan: Guitar flamenco

Diskografi

1. Mabuk Cinta [2003]
2. Makin Mabuk [2004]
3. Nyawa dan Cinta [2006]
4. Gubahan Pencinta [2007]
5. Hep Beraber [2007] berbahasa Turki dan beredar di Turki.

Debu akan merilis empat album baru. Satu album global untuk pasar internasional, satu album lokal, satu berbahasa Turki, dan satu berbahasa Iran.

Download:

Debu - Cinta Saja.mp3
Debu - Mazhab Cinta.mp3
Debu - Nyawa Dan Cinta.mp3

Caffeine 0

Jrink Hetfield | 20:32 |

Bunga Citra Lestari 0

Jrink Hetfield | 20:27 |

Bimbo 0

Jrink Hetfield | 20:22 |

Beage 0

Jrink Hetfield | 20:18 |

Armada 0

Jrink Hetfield | 20:13 |

Anang Krisdayanti 0

Jrink Hetfield | 18:30 |

Alexa 0

Jrink Hetfield | 18:27 |

Agnes Monica 0

Jrink Hetfield | 18:23 |

Afgan 0

Jrink Hetfield | 18:20 |

Adrian Martadinata 0

Jrink Hetfield | 18:12 |

Ada Band 0

Jrink Hetfield | 18:08 |


 
mp3 collection Copyright © 2010 Prozine Theme is Designed by Lasantha Home | RSS Feed | Comment RSS